Langsung ke konten utama

Adelia Nurfatonah

Tertindas Bukan Berati Diam

Perkenalkan nama saya Melly. Dia memiliki kisah yang cukup menarik waktu saya bersekolah di sekolah dasar. Waktu itu dia duduk di bangku sekolah kelas 2 pernah di serang secara fisik oleh seorang anak laki-laki teman sekelas, dia adalah viky. Dia bertubuh besar dan berbadan tinggi. Mulut saya di bekam secara tiba-tiba. Disitu Melly sontak langsung menangis karena terasa sangat sesak. Bahkan guru-guru saja tidak ada yang mengetahui. Melly tidak memiliki dendam padanya, dia berpikir mungkin itu perbuatan jahil darinya. 

     Setahun berlalu, kini Melly duduk di kelas tiga Sekolah Dasar. Melly mendapatkan lagi perlakuan Bullying secara Verbal. Singkat cerita, ini kejadiannya berlangsung setelah pulang sekolah. Tiba-tiba saja teman sekelas bernama Panji ini, berkata seperti ini

"Melly ga punya mamah, huhh". Berulang Kali kali dia melontarkan kalimat ini. Melly kaget, kenapa teman dia bisa berkata seperti itu. Dia bisa berkata seperti itu, mungkin karena dia ingin masuk ke kelompok Melly, karena Melly menolaknya secara baik-baik. Tetapi dia tidak terima sampai dia bisa berucap itu. Melly ingin menangis, marah tetapi tidak bisa. Pada saat kejadian itu juga Guru yang bernama Bu Widia datang menghampiri Melly untuk memenangi serta menegur teman Melly. Bu Widia berusaha untuk tidak marah kepada teman Mellya, dia hanya berbicara hanya untuk memperingati saja. Mamah Melly memang sudah meninggal sejak berumur 4 tahun. Hal yang sangat umum teman-teman sekelas sudah mengetahuinya. Tetapi tidak tahu kenapa dia bisa berkata seperti itu. Padahal dia salah satu anak yang sangat baik. 

     Waktu berlalu dengan cepat, kini Melly berada di bangku kelas empat. Pada saat siang hari dalam keadaan istirahat Melly bersama teman-teman bermain. Kami bermain Polisi-polisian. Melly disini sebagai polisi yang menangkap penjahat. Mulailah Melly berlarian untuk mengejar teman laki-laki saya bernama Dani dan Doni. Saya mengejar Dani, seketika tangan Dani mulai mengepal dan mengarah mulai ke hidung Melly. Dia menangis karena merasa sangat sakit dan langsung menutupi hidung. Karena hidung Melly pun memar, dan sedikit bergeser tulang hidup pada bagian kiri. Melly sangat kecewa karena wali kelas saya yang bernama ibu Devi sangat cuek. Dia tampak tidak peduli dengan keadaan Melly. Dia hanya memerintahkan teman Melly untuk mengantar pulang kerumah. Di saat kejadian berlangsung pun hanya ada satu guru saja, yaitu ibu Devi. Langsung saja saya pulang bersama teman. Setelah saya pulang kakak Melly dan neneknya nangis dan sangat khawatir karena melihat kondisi hidupnya Melly. Tidak berpikir lama, Melly langsung dibawa ke tukang urut. Alhamdulillah bisa kembali dengan normal, meskipun tidak memeriksakan ke rumah sakit. Nenek Melly sangat marah, kemudian dia pergi ke rumah Dani untuk menegur dia dengan datang ke rumah orang tuanya. Orang tua dia tidak merasa bersalah bahkan meminta maaf pun tidak. Orang tua Dani malah berbalik marah kepada nenek Melly. Kemudian nenek dan Melly langsung kembali pulang ke rumah dengan rasa kecewa. Setelah itu Melly beraktivitas kembali seperti biasa untuk pergi ke sekolah. Dani tidak merasa bersalah sama sekali. Dia terlihat biasa saja. Meskipun begitu, Melly tetap akan memanfaatkan dia dan menerima dengan ikhlas. 

   Dari semua berbagai kejadian yang telah Melly alami, saya dapat mengambil pelajaran bahwa kita semua harus senantiasa untuk memiliki rasa ikhlas yang begitu bebas untuk menerima semuanya dengan lapang dada. Meskipun sampai sekarang masih teringat jelas di pikiran. Meskipun sampai sekarang masih teringat sangat jelas di pikirannya, tetapi Melly tidak menyimpan rasa dendam sedikitpun. Karena mungkin semua yang telah terjadi itu ada hal baik yang akan Melly terima.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

JEJAK LANGKAH DI TAMAN ILMU

  JEJAK LANGKAH DI TAMAN ILMU Veraldie Esa Putra Nirmawan Perkenalkan nama saya Veraldie Esa Putra Nirmawan, di masa SMA saya, saya bersekolah di SMA kebanggaan warga Cikalong dan sekitarnya yaitu di SMA Negeri 1 Cikalongwetan. Saya hidup 3 tahun di sekolah ini berawal dan berakhir dikelas yang sama yaitu kelas G. sekarang saya ingin bercerita tentang kehidupan saya selama bersekolah di SMAN 1 Cikalongwetan, selama 3 tahun ini yang penuh suka dan duka. Tanggal 16 Juli 2021 adalah awal dari perjalanan baru di hidup saya menuju hidup yang semakin realistis. Di sekolah saya sering dipanggil Veral. Pada awalnya, ketika saya pertama kali masuk SMA, saya merasa campur aduk antara kegembiraan dan juga kecemasan. Sebuah babak baru di hidup saya yang penuh dengan harapan serta tantangan. Pada pembelajaran pertama, kita tidak bisa langsung bertatap muka dengan teman-teman kelas karena kondisinya tidak memungkinkan, yang pada saat itu sedang dalam kondisi pandemi dan pemerintah pun menuru...

Story at School

 Rika Dimas Fitria  XII.i B.Indonesia Story at School Kelas X  Pada suatu hari,,saya telah lulus MTs sampai orang tua meneruskan saya ke Sekolah SMAN 1 Cikalongwetan ini,lalu saya daftar ke SMAN 1 Cikalongwetan bersama kakak dari pagi sampai jelang malam,sampai menunggu pengumuman diterima atau tidaknya,sampailah Alhamdulillah saya diterima disekolah ini.Lalu salah satu teman sosmed menghubungi saya bahwa kita sekelas,dia bernama Shifa Sulastri.karena sekolah ini pada era covid kita sekolah dibagi sesi pertama dan kedua lalu saya sesi dua sampai bertemu pada pertemuan sekolah saya bertemu dengan Shifa langsung,tidak hanya Shifa bahwa saya juga sekelas dengan temen SD saya yaitu Siti Sopiah,sampai pada hari-hari berikutnya saya berkenalan dengan teman yang lainnya seperti N.Sani,Suci dan yang lainnya.Lalu wali kelas X kita adalah ibu Amila sholihah lalu saya mengerjakan tugas sebagian BDR dan diadakannya projek Pertama yang berjudul KTI (karya tulis Imiyah) dan disatukan k...

CERITA YANG TIDAK AKAN BERAKHIR

Saskia Agustin Masa corona akhirnya berakhir, semua yang berada di rumah akhirnya kembali menjalani kehidupan seperti semula walaupun masih identik dengan pemakaian masker yang wajib dipakai apabila akan keluar rumah. Seperti halnya denganku, saskia. Mulai kembali menjadi siswi yang berangkat pagi untuk ke sekolah, yang juga seperti itu. Pembelajaran di sekolah masih belum efektif ternyata, jadi para guru memberikan alternatif agar bisa melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah dengan menerapkan sistem yang dikelas para murid dibagi 2 atau dengan sebutan sesi a dan b.  Belum begitu banyak mengenal siapa saja yang ada di kelas hanya satu, siti. Unik memang ketika Aku menyangka kalau Siti itu orangnya memiliki badan yang tinggi hahah. Alurnya singkat sampai tanpa tidak sadar kalau kita sudah begitu dekat tapi bukan hanya siti ada satu orang lagi yang sampai sekarang dekat denganku dia Rahma, orang ketika mendengar namanya pasti akan langsung bilang " anu pinter tea", asli mema...