Citra Sri Rahayu
pihak yang tertera di dalam teks telah di samarkan
Namaku Citra, sejak di bangku taman kanak-kanak aku sudah sangat pemalu, sedari dulu aku selalu takut untuk berinteraksi dengan orang lain, aku pun tidak tahu mengapa aku bertindak seperti ini, mungkin aku hanya takut orang lain akan membenciku. Disitulah aku membuat kesalahan besar yang mengubah hidupku, orang-orang menjadi berani untuk menindas ku karena aku terlihat lemah dan takut untuk melawan. aku memang tidak mendapatkan perlakuan buruk secara fisik, tapi perkataan-perkataan buruk itu sangat mengangguku .
Saat dibangku Sekolah Dasar tubuhku sangat kecil, Saat aku duduk di bangku kelas 5 aku sering mendapatkan perkataan-perkataan yang membuat ku menjadi sangat tidak percaya diri, ada teman sekelas ku laki-laki bertubuh besar dia sedikit kelebihan berat badan dan suka mengejek ku seperti anak tk tapi dia tidak pernah mau berkaca diri. Sebenarnya tidak apa-apa toh memang benar kenyataannya seperti itu. Tapi aku menjadi lebih tidak percaya diri atas hal itu.
Singkat cerita pada tahun 2018 aku memasuki bangku Sekolah Menengah Pertama, aku pikir hidup ku akan jauh lebih berwarna dibandingkan di Sekolah Dasar dulu, nyatanya tidak. Aku ingat sekali saat ujian semester 1 saat aku baru kelas 7, saat itu ruang ujian disatukan dengan kakak kelas. Aku lupa entah hari keberapa itu, tapi cuacanya sedang hujan besar. Dulu itu zaman geng-geng an atau adek-kakak an sangat heboh sekali, tapi dari sudut pandang ku sebagian besar anak nya hanya ingin merasa paling berkuasa dan menindas orang semaunya.
Selepas pulang ujian sekolah aku hanya bersantai di rumah ku sambil bermain handphone, aku melihat status whatsApp teman ku kita sebut saja dia Akila, Akila ini teman ku juga saat di Sekolah Dasar, di dalam status WhatsApp nya dia bermain hujan dengan masih mengenakan baju sekolah, lalu aku komen kurang lebih seperti ini "Kok main hujan-hujanan kil, besok masih ulangan gimana kalo baju nya ga kering" tapi aku tidak menyangka dengan respon yang dia tanggapi, dia marah kepada ku seolah-olah aku mengatur dan mencampuri kehidupannya "Naon meni komen, emang maneh ngilu mere dahar ( Kenapa komen segala, emang kamu ikut ngasih makan) " aku cukup kaget dengan responnya, tetapi aku hanya mengabaikannya toh aku rasa aku tidak berkata hal-hal yang menyinggung dirinya.
Tapi tidak disangka-sangka dari komenan ku itu berlanjut kepada pertikaian yang sulit aku mengerti, kita bertengkar di whatApp dan dia terus menerus mengeluarkan respon yang mengandung kata-kata kasar yang membuat ku sakit hati, seolah olah aku berbuat salah kepadanya. Setelah perdebatan itu dia mengancam ku "Ngges we lah tempoken we isukan di sakola ( Udah aja lah liat aja besok di sekolah) " aku cukup takut dengan perkataan itu, seolah-olah dia sedang mengancam ku. Semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan hal itu dan berfikir apa besok akan baik-baik saja
Pagi itu aku seperti biasa berangkat sekolah menggunakan kendaraan umum, ruangan ujian ku berada di lantai dua kelas 7d seingatku. Hal yang sedari malam ku fikirkan benar-benar terjadi, Akila dan beberapa teman nya sudah menungguku di bawah tangga kelas 7d. Aku mencoba tidak menanggapi mereka, namun Akila berkata hal-hal yang melebihi batas wajar menurut ku, dia bertindak seolah-olah terjadi masalah besar. Di depan banyak orang aku dipermalukan oleh Akila dan teman-teman nya, aku benci tatapan itu, aku sangat benci tatapan mereka.
Aku sangat kecewa atas hal yang terjadi kepadaku, semua orang melihat ku dengan aneh, aku benci orang lain melihat sisi lemah ku. Sejak kejadian itu, sebagian orang terlebih teman-teman akila membenciku tanpa sebab, aku merasa di kucilkan setiap berada di lingkungan sekolah. Hal itu membuat ku semakin terpuruk karena aku menanggung semua nya sendiri, aku takut jika aku bilang ke orang tua ku atau guru akan menjadi permasalahan yang tidak akan ada ujungnya. Akhirnya aku memilih mengalah dan menerima walaupun aku rasa tidak melakukan kesalahan. Meskipun kejadian itu sudah agak lama, kenangan buruk itu masih sangat dan akan membebaskan di kepala ku, terlebih sekarang kita satu sekolah lagi.
Komentar
Posting Komentar