Saskia Agustin
Hari ini, baru saja aku berdamai dengan diriku sendiri. Setelah melewati badai kemarin, Aku berhasil bangun lagi hari ini. Setelah sekian lama hatiku terbelenggu enggan menerima yang baru. Hai, perkenalkan namaku Rei. Cukup singkat untuk seorang perempuan seperti ku. Sekarang Aku baru saja masuk semester ke 5, lumayan sudah tua telah menjadi seorang mahasiswi. Kegiatan setiap hariku cukup membosankan, karena seusai kelas Aku langsung pulang ke kos an, Aku telah pisah tempat tinggal dari awal Aku masuk dunia kuliah. Aku memutuskan untuk tinggal sendiri setelah kejadian dimana orang tuaku berpisah, cerai.
Awalnya Aku biasa saja, ternyata rasa kesepian itu nyata hadir saat seseorang sendirian, dn Aku sendirian dalam waktu yang cukup lama. Iri rasanya saat melihat orang lain ada yang merangkul saat diri sedang membutuhkan pundaknya, mendengarkan keluh kesahnya, memberi tahu ketika sedang salah, selalu ada intinya, enak ya ada yang siap untuk kita termasuk orang tua yang menjadi alasan utama untuk selalu ada didunia.
Hari dimana Aku sedang sibuk mendengarkan musik yang ada di handphone, tiba tiba ada orang yang datang yang tidak tahu asal usulnya menyiramku dengan segelas minuman yang berwarna sangat kentara sekali ketika noda nya hinggap di pakaianku. Aku awalnya hanya diam kebingungan sambil berusaha mencerna kejadian yang baru saja terjadi padaku, ngefreeze. Sang pelaku lantas pergi setelah apa yang dilakukannya seolah tidak terjadi apa apa, elegeg pisan. Aku langsung saja bergegas pergi ke kamar mandi hanya untuk sedikit membersihkan dari noda yang cukup mengganggu pemandangan, untuk saja Aku membawa jaket untuk berjaga jaga.
Saat Aku keluar dari dalam kamar mandi, orang orang mengalihkan pandangannya terhadapku, seraya membisikkan namaku di sela sela obrolan mereka, alhamdulillah dapat pahala tiba tiba. Aku bergegas pergi dan pulang ke rumah untuk segera merenung apa yang sudah terjadi padaku hari ini.
Setelah memikirkannya aku menyadari bahwa, tidak ada yang salah padaku orang itu saja yang tiba tiba mencari masalah masalah padaku, daripada memikirkannya mending aku menyelesaikan tugas yang masih saja nunggak.
Esok harinya, ada yang datang kepadaku seraya berkata, “ HEH, Lo tau ga? tentang masalah yang kemarin terjadi tiba tiba”. Aku hanya mengangguk sebagai balasannya.
“Itu tuh gara gara si serena iri sama Lo”
“Hah, iri karena apa?”. Jawabku sambil kebingungan.
“Aku juga denger denger ma sih gitu”.
Aku dibuat bingung dengan semua ini, terkadang apapun masalahnya jangan dibuat sulit. Jadi untuk itu Aku memilih untuk mengabaikannya. Ngomong ngomong tentang hal ini Aku belum mengetahui siapa pemilik nama yang waktu itu menyiramku dengan minuman yang berwarna. Aku penasaran tapi lebih memilih untuk tidak peduli walaupun sangat penasaran dengannya.
Pada saat sampai dirumah Aku mendapatkan sebuah pesan dari Ibuku, begini kira kira isi percakapan ku….
“Bagaimana kabarmu? apa Kamu tidak ingin menjenguk Ibumu ini? sudah lama Ibu tidak melihat putri kecil Ibu, pulanglah Nak, kita perbaiki apa yang sudah rusak.” Begitulah isi percakapan ku dengan Ibuku sebelumnya. Aku berpikir kenapa tidak dari dulu Ibu menanyakan hal itu, kenapa baru sekarang, kenapa saat Aku yang sudah dibuat terbiasa tiba tiba seperti ini. Aku menjawabnya dengan singkat, “ ya nanti kalo Aku sudah tidak sibuk”. Terkesan kurang baik karena bagaimanapun itu adalah orang tuaku.
Pada dasarnya apa yang sudah rusak tidak akan kembali utuh walaupun dengan cara memperbaikinya sebaik mungkin, kehidupan itu selalu berjalan kedepan tidak diam dan atau bahkan terjebak dalam waktu yang sudah berlalu. Aku bisa saja bersikap seolah biasa saja tapi tidak dengan sikap sempurna, cuman bisa menerima tapi tidak untuk ikhlas.
Di kampus saat waktu pembelajaran sudah selesai, Aku pergi mencari makanan untuk mengisi perut yang sudah berisik untuk meminta diisi, namun tiba tiba Aku mendengar sebuah percakapan mengenai Aku.
“Gue masih penasaran deh sama sikap Lo yang kemarin tiba tiba aja nyiram si Rei, ada masalah apa sih sebenarnya antara lo dengan Dia?”. Tanya salah satu dari mereka.
“Alasannya sih simple, Gue iri aja sama sikap dia yang selalu tenang, kaya yang ga punya beban aja, makanya Gue nyari masalah sama Dia supaya ketenangannya terganggu apa engga dan ternyata Dia malah diem aja, setenang itu Dia, padahal kan seharusnya marah marah”. Jelasnya.
“Aneh banget sih Lo orang yang tenang aja lo ganggu padahal ga ada masalah sama sekali sama Lo”. Temannya pun ikut heran.
Ditempat Aku terdiam, sambil berpikir kok ada orang yang kaya gitu. Ternyata memang benar setenang apapun Kita saat menghadapi masalah akan tetap menjadi masalah karena diamnya Kita itu.
Komentar
Posting Komentar