Agista Ariantika
Cerita ini dimulai pada saat sheva siswi yang duduk di sekolah menengah pertama, pada saat itu sheva pernah mengalami hal yang tidak diharapkan manusia manapun. Sheva pernah mengalami perundangan yang dilakukan oleh kakak kelasnya.
Sheva bukan orang yang terlalu pendiam dan pemalu, dia termasuk salah satu murid yang aktif dalam ekskul dan organisasi di sekolahnya. Jadi, tidak sedikit teman dan kenalan yang dimilikinya, ntah itu dari seangkatan maupun kakak kelasnya.
Pada masa itu, hampir semua orang di sekolah memiliki akun media social termasuk dirinya. Media sosial yang paling hits di zaman itu adalah facebook, sheva berteman dengan banyak orang di media social, tak jarang banyak orang yang memberikan like pada foto yang dia bagikan di laman media sosialnya tiap kali dia mengunggah.
Suatu hari, tiba tiba teman sekaligus tetangganya menghubunginya lewat telfon. Dengan sedikit panik, dia memberi tahu kalau ada hal yang tidak beres, dan disinilah awal mula sheva mendapatkan perundangan dari kakak kelasnya.
Di telefon, temannya mengatakan bahwa beberapa orang diantaranya kakel memposting fotonya, dia juga memberikan beberapa screenshot story mereka yang memposting fotonya dengan caption “yang tau cewe ini japri ya”. Sontak Shevq terkejut karena dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Ia segera mencari tau apa yang sebenernya terjadi, tak lama ada seniornya yang menghubungi lewat chat, dan memberi tau kalau sebenarnya ada orang yang membuat akun fake di media social dengan menggunakan nama juga beberapa fotonya. Lebih parahnya akun tersebut mengirimkan chat ke kakak kelas Sheva yang tidak sopan dan menyebut mereka dengan kata kata yang tidak senonoh. Bisa dibilang saat itu Sheva sedang di fitnah oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Sebenarnya kakel yang menyebarkan foto dengan caption tadi di story nya mengenal Sheva dengan baik bahkan mereka sudah bertukar kontak, tetapi ntah kenapa dia tiba-tiba memposting foto tanpa bertanya terlebih dahulu tentang kebenaran masalah ini. Dengan sedikit tertekan dan bingung dengan tuduhan-tuduhan yang telah di berikan kepadanya, Sheva memberanikan diri untuk menghubungi beberapa kakel yang sebelumnya dikirimkan pesan oleh akun fake itu dan ia mencoba meluruskan dan meminta maaf atas semua kesalah fahaman yang menyudutkan dirinya. Sejak kejadian ini, Sheva keluar dari organisasi dan ekskul karena ia mulai tidak nyaman dengan keadaan saat itu.
Namun, walaupun Sheva sudah mencoba meluruskan dan meminta maaf ternyata mereka masih tidak mau mempercayai itu dan mulai membencinya. Mungkin karena mereka merupakan senior, dan pada masa itu kakel sangat gila hormat, jadi mereka berbuat seenaknya tak perduli kesalahan tersebut benar tidaknya. Setelah kejadian itu, Sheva menjadi segan untuk bertemu orang-orang disekolah terutama dengan kakak kelas. Bagaimana tidak, setiap melewati mereka aku harus menyalami tangan nya dan jika tidak mereka akan melihatnya sinis sekaligus menyindir dengan kalimat yang tidak sesuai dengan kenyataan dan dilebih-lebihkan, tidak sampai disitu jilbabnya juga pernah ditarik kedepan sampai kerudungnya terlepas saat ia menyalami tangan mereka, terkadang temannya juga kena imbas saat Sheva berjalan bersamanya, terkadang mereka juga tiba-tiba menertawakan saat melihatnya, ntah apa yang salah padanya tapi itu sedikit mengusik. Sheva tidak bercerita pada siapapun karena ia takut mereka semakin berani melakukan hal yang lebih dari pada itu.
Semakin berjalannya waktu, mereka mulai berhenti merundungnya karena semakin ramai akun fake yang muncul kala itu, dan sekolahpun di lakukan secara daring karena adanya virus Covid-19 yang mengharuskan semua orang tidak beraktivitas di luar rumah. Itulah sedikit cerita dari Sheva saat mengalami perundangan disekolahnya.
Komentar
Posting Komentar