Aku
tidak pernah tau bagaimana kedepanya sebuah trauma yang menghantui seseorang
sangat berpengaruh untuk kedepanya, aku orang yang tidak pernah pikir panjang
untuk melakukan apapun atau bahkan menggambil keputusan, aku orang yang
memiliki kehidupan keras di dalam keluarga namun tidak semua orang tau bahkan
teman dekatku sekalipun. Kesalahan yang pernah aku buat di masa itu aku memohon
maaf atas apa yang aku lakukan.
Hallo
namaku laudrey sering di panggil laure, aku terlahir dengan keluarga yang
allhamdulilah sangat komplit hingga sekrang saat aku menceritakanya. Namun aku
mengalami beberapa hal yang tak enak di dalam keluarga beberapa kekerasan,
penyiksaan dan pengekangan terjadi ini semua membuat ku merasa tertekan bahkan
trauma yang mendalam, aku selalu melampiaskan semua amarahku pada diriku dan
orang sekitar, hingga aku tidak sadar bahwa sikap orang tuaku mempengaruhi ku
atau bahkan aku menyerupai mereka, itu sangat buruk, buruk sekali.
Aku
menjadi pribadi yang buruk, pendendam, pemarah, bahkan penyiksaan terhadap
orang lain. Hingga suatu saat aku berusia 8 tahun, yang masih berada di sekolah
dasar kelas 3, sekolah ku cukup elit dan isinya terdapat banyak sekali anak
orang kaya, sehingga terdapat perkelompokan pertemanan dimana yang kaya dengan
yang kaya dan yang kurang mampu dengan yang kurang mampu, setiap hari aku
selalu merasa benci pada satu orang anak miskin yang bernama kiara entah kenapa
aku bisa membencinya saat itu, aku dan teman-temanku selalu mengusilinya tiada
hentinya sebelum aku merasa puas atas apa yang aku lakukan pada kiara, nadia
teman dekat ku yang juga sama tidak sukanya pada kiara karena orang yang dia
suka malah mencintai kiara, HAHAH ini cinta monyet sesungguhnya. Pada saat
kiara aku suruh untuk membelikan minuman dan makanan ke kantin aku mencoba
untuk memasukan cacing tanah ke dalam tasnya kiara, yaaa betul kiara tidak suka
cacing tanah, ini menurutku ide yang bagus dan kiara akan menangis histeris,
setelah bel masuk untuk belajar benar apa yang aku harap kan kiara menangis
sekencang mungkin dan berlarian riweh, aku dan teman-teman ku sangat bahagia,
Namun tidak berhenti di situ aku selalu mengunci kiara di wc, memotong
rambutnya, mendorong nya dan hal-hal bahaya lainya, entah kenpa kiara tidak
pernah melawan atau mengadu dan itu yang membuat serunya. Aku melakukan itu
semua sebagai alas kebahagianku dan pikir ku, aku tidak sendirian yang artinya
ada orang yang juga merasakan kekerasan namun bedanya aku yang melakukanya pada
kiara bukan orang tuanya, hingga suatu hari aku dengan sengaja menumpahkan air
minum ku ke buku pr kiara, entah kenpa kiara dari sana melawan pada ku, hingga
berteriak dan menjambak rambut ku yang ku biarkan ter urai, darisana aku dan
nadia sekuat tenaga membalas pukulan dan jambakan dari kiara, ini membuat ku
sangat kaget seorang kiara yang biasanya diam seribu bahasa walau dirinya
dijadikan bahan bullyan kini bukan lagi kiara yang aku kenal, dia melawan ku
dan bahkan menamparku , dari sana aku tidak terima aku megambil pensil dan
mengenggamnya dengan sangat erat lalu mendaratkanya ke mata kiara, darisana
banyak sekali anak kelas yang menjerit dan melihat banyak nya tetesan darah
yang keluar dari mata kiara, kiara sendiri menjerit kesakitan sedangkan aku
hanya diam beribu bahasa dan berharap bahwa ini hanyalah mimpi, namun takdir
berkata lain, semua guru berdatangan dan membawa kiara ke rumah sakit sedang
aku, aku di bawa pulang dan masih tidak menyangka aku melakukan itu, aku di
marahi habis-habisan oleh orang tua ku , aku di kurung di kamar selama 1 minggu
lamanya, dan aku tidak tau kabar kiara bagimana, dan yang kutau aku di
keluarkan dari sekolah, ibu dan ayah ku hanya bisa menahan malu dan rasa
bersalah, aku tidak di hukum karena telah membuat orang lain buta, karena
ayahku punya segalanya dia bisa menbayar berapapun asalkan aku tidak di hukum.
Lalu setelah beberapa minggu aku bertemu kiara dan meminta maaf pada dirinya ,
namun kalimat yang terlontar dari mulut kiara hanyalah “kamu membuat mataku hilang,
aku tidak bisa melihat keindahan langit dengan kedua mataku yang indah, kamu
berhasil membuat ku menderita seumur hidup, dan kau berhasil membuat ku benci
padamu, semoga kau mendapatkan balasan yang setimpal” setalah dia berbicara
seperti itu dia meninggalkan ku, lalu aku hanya diam dan selalu merasa
bersalah, setelahnya aku pindah sekolah aku menjadi anak yang pendiam dan tidak
banyak teman yang mau dengan ku, namun aku sudah menyadari kesalahan ku hingga
saat ini usia ku 18 tahun, dan aku menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari
sebelumnya, aku menghargai teman-temanku, aku selalu sayang dan tidak menyesal
berada pada keluarga yang kurang baik, aku selalu bersyukur atas apa yang tuhan
telah berikan pada ku sekarang dan aku akan selalu menjaganya sebisaku. Untuk
mu kiara, aku meminta maaf walau aku tau maaf ku tidak akan pernah cukup untuk
apa yang aku perbuat, semoga hidup lebih baik dan tidak akan pernah menemukan
orang sepertiku lagi.
Komentar
Posting Komentar