Haii, aku salah satu siswa yang berkeinginan bukan sekolah
disini, tapi setelah aku masuk ke dalam lingkungan sekolah ini semua terlupakan
tentang keinginan sekolah dimana. Awal penerimaan siswa baru tampak
mengecewakan karena awal sekolah sudah di awali dengan BDR atau daring, karena
terjadi penyebaran virus yang bernama Covid-19. Bermula dari sinilah cerita
yang sangat mengesankan.
Ketika aku bertempat di kelas 10, pada saat awal MPLS
bertemu dengan teman-teman di dunia maya, bahkan tidak pernah bertemu tatap
muka karena virus tersebut. Aku mulai berkenalan dengan teman-teman secara
chat, aku belajar dengan guta ketika BDR karena mengerjakan di rumah dengan
waktu yang tenang, meskipun belajar secara online. Namun ketika kita mengetahui
bahwa kita berada dalam kurikulum sekolah yang baru, yaitu kurikulum merdeka
yang dimana penjurusan IPA dan IPS di tiadakan dan di ganti dengan peminatan,
yang dimana semua siswa berhak memilih minat mereka.
Pada saat kita memilih peminatan kita, benar benar harus
memikirkan dengan baik, karena apabila tidak memilih dengan baik maka kita akan
memilih jalan salah, karena tidak semua mengerti di peminatan yang di pilih.
Ketika pengumuman peminatan kita di terima dimana di tempatkan, tidak semua
orang sesuai dengan pilihan semula, karena faktor nilai pendukung juga. Banyak
orang masuk pilihan yang tidak sesuai, merasa menyesel sehingga pasti
kebanyakan orang jarang masuk pada kelas peminatan tersebut.
Tidak hanya peminatan yang kita dapatkan, melainkan projek
yang sudah kita lakukan dari kelas 10, karena kurikulum baru tersebut. Dimana
setiap projek akan berbeda tema, beda kelompok, dan beda hasilnya. Pada saat
awal projek yang aku dan teman teman dapatkan adalah projek Makalah yang dimana
semua orang tidak bisa melakukan projek tersebut, meskipun bekerja dengan
kelompok. Semua orang mengerjakan dengan seadanya dengan kemampuan
masing-masing dan kelompok, meskipun ada anggota kelompok yang tidak bisa di
ajak kerja sama, tetapi bisa terselesaikan dengan baik. Itulah awal projek dengan
kesulitan yang amat sulit. Ketika kita sudah melalui projek yang dimulai dari
kelas 10 hingga kelas 12, kita mendapatkan tantangan baru yaitu ujian sekolah
di ganti dengan Karya tulis ilmiah, yang dimana tulisan tersebut sama seperti
pembuatan skripsi. Semua anak kelas 12 berjuang keras untuk menyelesaikan
pembuatan KTI tersebut, karena itulah syarat kelulusan kelas 12. Setelah kita
sudah melaksanakan KTI, langsung akan melakukan sidang KTI dalam waktu dekat
ini. Kelas 12 saat ini bisa dikatakan sudah stres karena pembuatan KTI tersebut
yang harus di bereskan sesegera mungkin.
Aku merasakan fase pembelajaran yang sangat berbeda dari
sebelumnya, namun dengan semua yang telah terjadi aku syukuri dengan apa
adanya, menghargai waktu yang telah aku keluarkan, menikmati waktu dengan baik,
karena waktu di sekolah ini hanya sebentar lagi. Kita akan menjadi orang orang
yang sukses dengan jalan yang kita lalui, kita tidak akan melupakan semua
kenangan yang telah kita lakukan di sekolah SMAN 1 CIKALONGWETAN tercinta ini.
Adelia Novalinda
Komentar
Posting Komentar