Langsung ke konten utama

Kisah Kasih di SMANSA

   


    Hai ini sih sekadar untuk pemenuhan tugas Bahasa Indonesia saja. Pak Nychken meminta kita untuk menuliskan momen-momen selama di SMA negeri 1 Cikalongwetan, sebagai bentuk pernyataan terakhir saja, karena sebentar lagi kita akan selesai. Katanya ini hanya sunnah, yang artinya dikerjakan mendapat pahala (kalau dalam konteks ini mendapat nilai ya) kalau enggak dikerjakan pun tidak apa-apa. Tapi sepertinya saya memilih untuk mengerjakan saja, kenapa? Ya kenapa ya, mungkin karena emang ingin bercerita aja, bagaimana sih kesan saya bersekolah di SMA negeri 1 Cikalongwetan, dan bertemu dengan teman-teman yang begitu baik seperti saat ini.

    Kata guru Bahasa Indonesia (Bapak Nychken, sekaligus Bapak tersayang kita di kelas XIIL) tugas ini bisa bebas bentuknya. Bisa cerpen, puisi, diary. Cerpen ah sudah sering, dan tak ide sama sekali jika dikaitkan dengan kesan-kesan di sekolah. Puisi? Saya tidak puitis, dan tidak pandai merangkai kata wahai teman-teman. Kalau bikin puisi pun pasti tidak jelas, dan tak tahu makna di baliknya apa. Tapi kalau untuk seseorang akan beda deh ceritanya, kayaknya sih -_- hahaha. So, saya memilih untuk menulis diary saja.

       Let's start ^o^

    Tepat di bulan Juni 2021, saya keterima di SMA 1 Cikalongwetan. Saya daftar dengan di antar oleh mama tercinta saya, mempersiapkan segala berkas-berkas dan nilai dalam prosesnya, dan mama saya menemani saya dari matahari terbit sampai matahari tenggelam di hari itu. Di tengah itu, orang-orang sudah tenang, karena sudah menuntaskan pendaftarannya, sedangkan saya masih bingung dalam fase berat itu. Saya mengalami kesulitan saat itu, dan pernah bilang mau nyerah saja, bahkan orang tua saya saja sudah bilang untuk bersekolah di tempat lain saja, tidak di tempat ini. Saya benar-benar menangis saat itu, saking tidak tahu lagi harus melanjutkan sekolah di mana. Saya berdoa kepada Tuhan untuk diberi jalan dalam prosesnya. Dan keesokan paginya, saya mencoba datang kembali ke SMAN, dan akhirnya pendaftaran saya lolos tanpa hambatan. Dan di saat hari pengumuman siapa yang keterima, saya mulai degdegan. Hp dipegang oleh kakak saya ( karena tidak berani cek sendiri) dan saya diterima. Saya tidak bisa mendeskripsikan perasaan saya saat itu. Senang, karena diterima, dan perjuangan saya berhasil. Sedih, karena tahu begitu ketatnya peraturan di SMAN. Jadi campur aduk perasaannya saat itu hahaha.

    Kelas 10 kita belajar di rumah alias daring, karena Covid19 lagi marak-maraknya. Belajar hanya mengandalkan hp dan kuota. Alhamdulillah syukurnya tidak ada kesulitan di kala itu, karena saya bertemu dengan tiga teman saya, di antaranya dua orang perempuan, dan satu laki-laki. Kami berteman dan membuat satu grup akibat kami satu kelompok dalam mata pelajaran Kimia yang diajar oleh Bu Nur. Karena kelompok itu kami dekat, hingga kelas 12 ini. Maka dari itu, Bu Nur, Gamsahamnida (Terima kasih) -_- sudah mempertemukan kita, walau chat-an doang via grup whatsapp, hahaha.

       Di semester 2, sekolah sudah mulai menerapkan sistem sesi. Jadi dalam 1 kelas dibagi menjadi 2, dan saya kebagian sesi 2. Tbh, saat pertama kali bertemu dengan teman sekelas, saya merasa canggung, karena kan memang dari awal berinteraksinya hanya lewat chat saja, dan sekarang secara tatap muka, jelas canggung. Saya dulu merasa takut dan berpikiran tidak akan mendapatkan teman, tapi ketakutan saya hilang saat seseorang mengajak saya untuk duduk bersama. Dalam hati, saya bersorak senang, karena baru pertama kalinya diajak, bukan mengajak hehehe.


    Ini foto kami yang diambil pada saat acara 17 Agustus pada saat kelas 11. Waktu kelas 10 ada sih foto, cuma menurut saya ini yang sangat bagus. 

    Oke saya akan memulai cerita yang menurut saya sangat lucu. Kejadian itu pertama terjadi di bulan ramadhan (saat saya kelas 10). Saya bersama teman saya hendak melaksanakan solat dzuhur berjamaah di mesjid sekolah. Setelah datang ke mesjid, sudah banyak sekali peserta didik yang bersiap-siap untuk melaksanakan salat dzuhur. Kami menyimpan mukena terlebih dahulu, lalu bergegas untuk berwudhu. Setelah selesai, kamipun memakai mukena. saya dan teman saya celingukan sana-sini sambil bertanya-tanya apakah shalat berjamaah sudah dimulai apa belum. Dan saat itu kami berpikiran bahwa shalat dzuhur sudah dilaksanakan, kami pun shalat dzuhur secara munfarid. Dan saat kami salam, tiba-tiba makmum pada berdiri. Dan tau? Ternyata shalat dzuhur itu belum dilaksanakan. Kami malu setengah mati. Mau keluar dan lari saja sebenarnya. Mana posisi kami diapit oleh beberapa siswi. Tapi pada akhirnya kami bisa pergi juga dari sana. Wwkwkwkk menurut saya itu sangat lucu sekali.

    Selama 3 tahun lamanya, kami di wali kelas-in sama Bapak Nychken Gilang Bedy.



       Ini foto yang diambil saat kelas 10, yang di mana corona masih marak-maraknya. Canggung sekali, dan ini pertemuan pertama saya dengan wali kelas. Yang biasanya hanya mengobrol lewat whatsapp, kini bisa bertatap muka. Waktu itu belum mengenal jauh tentang Bapak Nychken, karena kan baru banget kenal. Tapi sekarang sudah 3 tahun beliau mengajar dan menjadi wali kelas kami. Saya tidak akan menceritakan sosok beliau di bagian ini, tapi nanti di akhir sebagai penutup. Silakan lanjut membaca dulu.

    Di kelas 10 kami melaksanakan projek sebanyak 3 kali. Yang pertama membuat makalah, jujur itu sangat berat sekali, karena kami baru semester pertama bersekolah di SMAN tapi langsung disuruh untuk membuat makalah saja. Shock, capek, kesal, menjadi satu. Meski kelompok, tapi saya merasa sendiri. Kecapekan itu banyak saya pikul secara sendirian. Itu momen menyedihkan bagi saya. Saya juga masih belum tahu menahu tentang tugas itu. Tiap malam saya menangis dan berpikir hal apa lagi yang harus saya lakukan. Tapi alhamdulillah saya dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu. Proud of me hehehe, untuk teman tim juga. 

    Projek kedua aman, karena mendapatkan anggota kelompok seperti yang saya harapkan. Dan di projek terakhir di kelas 10, kami menggelar sebuah tampilan. Kelompok saya memilih untuk menampilkan kabaret dengan tema perundungan. Menurut saya ini best moment banget, karena disatukan dengan teman kelompok yang super kompak. Saat itu masih fine-fine aja mau sama siapapun juga karena belum kenal terlalu dalam. Kangen era kabaret huhuhuuuuuu....


    Di kelas 11, kami pertama kalinya mendapat piala sebagai penghargaan kelas terbersih. Kami menyabet juara 3 hehehe. Sudah bangga seperti itu juga. Justru heran, kenapa bisa? Lol.



    Di kelas 11 juga saya mengikuti lomba dongeng di bulan bahasa. Itu pertama kalinya saya mengikuti lomba, dan alhamdulillahnya menang juara pertama. Ini difoto oleh Bapak Nychken -_-


    Selain di kelas, saya juga mendapat banyak teman di ekstrakurikuler PMR. Kami melakukan banyak hal, mengangkut yang sakit, pingsan, dan keluhan lainnya. Sungguh kenangan luar biasa karena bisa mengenal mereka.


    Di kelas 12, kami melaksanakan projek terakhir dengan tema demokrasi. Saya dan teman-teman saya menampilkan sebuah tarian daerah khas Aceh. Kami bersemangat latihan, even setiap hari, karena seperti yang kita ketahui bahwa tarian saman itu butuh kekompakkan sekali. Dan mendekati hari H, kami sudah mantap untuk penampilan tersebut. Kami super excited, karena itu penampilan pertama sekaligus terakhir kami. Tapi beribu sayang, penampilan itu gagal total. Semuanya hancur. Kami menangis bersama-sama, dan menyesali atas kejadian barusan. Kami tak menyalahkan pihak mana pun, dan kami menerimanya dengan lapang dada. Tapi itu sungguh menyakitkan, karena seolah-olah perjuangan kami itu mengkhianati hasil.


    Kami mulai melupakan kejadian tersebut. Sebagai penutupan projek (di lain harinya) kami hujan-hujanan. Kami difoto oleh Bapak tercinta kami.


    Di semester 2 kelas 12 kami mulai sibuk mengerjakan KTI. Di bulan Desember, setelah pelaksanaan porak, kami dibuat sibuk dengan pembuatan proposal untuk pengajuan judul penelitian. Di saat yang lain sibuk di rumah mempersiapkan hati untuk pembagian raport nanti, saya, dan teman-teman saya datang ke sekolah untuk mengerjakan proposal, dengan bermodalkan cromebook milik sekolah. Tapi tak terpakai lama, karena kita tidak bisa memakainya. Tapi alhamdulillahnya puji syukur, proposal kami beres. Kami berdiam di sekolah dari pukul 08.00-17.00. Kami pun menyempatkan diri untuk mendokumentasi diri hehehe... And here we go!

    Dan sekarang waktu semakin dekat, semakin dekat pula kepada momen perpisahan. Sekitar 1 bulan kurang lagi kami akan berjalan berbeda arah lagi. Semuanya memiliki jalan masing-masing. Sedih kalau diceritakan. Tapi mau bagaimana lagi ini harus diceritakan, biar ada kenangan, dan mungkin tulisan ini akan dibuka kembali entah 3 tahun kemudian, 5 tahun kemudian, atau bahkan 10 tahun kemudian. Udah benar menjadi tradisi yang terjadi kalau kita berteman di masa SMA itu. 3 tahun bersama-sama, suka, duka, senang, lelah, jamkos, jajan di tengah pelajaran, izin ke kamar mandi hanya untuk menghilangkan kantuk di kelas, bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan. People come and go. Kita tidak bisa menghindari itu, tapi bisa nggak sih momen-momen yang udah tercipta jangan menghilang gitu aja? Sekolah di SMAN 1 Cikalongwetan memang menguras banyak tenaga dan air mata, tapi bertemu dengan mereka, orang-orang yang berjumlah 32 orang itu, rasa lelah dan capek terasa lebih ringan, tak seberat yang sebenarnya. Tiba-tiba menjadi sepuh, tanpa merasakan jadi bungsu. Jadi si bungsu tidak kerasa sama sekali, dan kaget aja tiba-tiba udah jadi Kakak Kelas huhuhuuuu....


    Bukan iri, tapi terkadang merasa sedih karena kami dalam satu kelas tidak pernah berfoto full. Ada saja halangan ini itu. Meski dikenal kelas yang tak kompak, tapi percaya anak-anak kelas kami memiliki potensi dirinya yang tersembunyi. Setiap orang memiliki keahlian tersendiri, hanya saja enggan menunjukkannya. Di kelas kita kompak, dan paling satset deh kalau soal tugas hahaha.



    Foto di atas merupakan foto yang diambil saat projek terakhir di kelas 12. Tau nggak, itu adalah momen pertama kami foto bersama (full) walau di lereng yang miring dan panas-panasan kami tetap bersemangat, tentunya dengan dukungan Bapak kami juga. 


    Ah will miss you guys huhuhuuuuu... Bakal rindu banget momen kita-kita di kelas. Kelas kita si paling gak mau ketinggalan berita, berita baru pasti tau hahaha. Banyak momen yang tercipta, dan itu harus terus diabadikan, karena di tahun depan atau bulan depan momen itu tidak akan terulang lagi. Sekarang di semester 2, sudah banyak sibuk mempersiapkan masa depan masing-masing. Mulai menentukan arahnya mau ke mana. Berbeda-beda, tapi kita usahakan bertemu di suatu saat nanti ya. 2 bulan lagi kita udah gak sama-sama lagi, udah gak bisa ngobrol secara tatap muka lagi, udah gak akan bisa cerita banyak lagi, udah gak bisa bertukar kabar lagi, jajan bareng di kantin lagi. Janji untuk selalu bahagia di arah masing-masing ya. Sekarang kita harus semangat ngadepin tantangan terakhir kita, KTI. Semoga kita sidangnya diperlancarkan, dan lulus dengan sebaik-baiknya. 


    Untuk Wali Kelas kami, yaitu laki-laki penyabar bernama Bapak Nychken Gilang Bedy, kami dari kelas XII-L berterima kasih banyak atas ilmu-ilmu serta nasihat yang telah bapak berikan. 2 kali kami merayakan hari guru bersama, memberikan ucapan hari guru, memberi hadiah kepada bapak, sebagai reward karena telah menjadi Wali Kelas kami saat kami masih bontot hingga seperti sekarang. Bapak teh baik pisan, dan gak pernah ngambek, paling kesal ya Pak. Kami mohon maaf bapak jika perkataan kami ada yang melukai hati bapak. Kami sungguh-sungguh senang telah diajar dan dibimbing oleh Bapak Nychken. Kami mencintai Bapak kami. Saranghaee Bapakk....

    Dan untuk SMANSA, saya mengagumi salah satu muridmu. Laki-laki berwajah teduh itu. Hahaha. Shuttttt!!!


Terima kasih! Ghamsahamnida! Thank you!

Di foto awal, gak tau siapa yang fotoin, tapi terima kasih. I like it xixixi...

(Lupa, hei peminatan, saya bakal rindu kamu sepertinya. Walau menyebalkan, tapi saya akan rindu. Fisika, kimia, Bahasa Inggris, Ekonomi, dadah selamat tinggal).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JEJAK LANGKAH DI TAMAN ILMU

  JEJAK LANGKAH DI TAMAN ILMU Veraldie Esa Putra Nirmawan Perkenalkan nama saya Veraldie Esa Putra Nirmawan, di masa SMA saya, saya bersekolah di SMA kebanggaan warga Cikalong dan sekitarnya yaitu di SMA Negeri 1 Cikalongwetan. Saya hidup 3 tahun di sekolah ini berawal dan berakhir dikelas yang sama yaitu kelas G. sekarang saya ingin bercerita tentang kehidupan saya selama bersekolah di SMAN 1 Cikalongwetan, selama 3 tahun ini yang penuh suka dan duka. Tanggal 16 Juli 2021 adalah awal dari perjalanan baru di hidup saya menuju hidup yang semakin realistis. Di sekolah saya sering dipanggil Veral. Pada awalnya, ketika saya pertama kali masuk SMA, saya merasa campur aduk antara kegembiraan dan juga kecemasan. Sebuah babak baru di hidup saya yang penuh dengan harapan serta tantangan. Pada pembelajaran pertama, kita tidak bisa langsung bertatap muka dengan teman-teman kelas karena kondisinya tidak memungkinkan, yang pada saat itu sedang dalam kondisi pandemi dan pemerintah pun menuru...

CERITA YANG TIDAK AKAN BERAKHIR

Saskia Agustin Masa corona akhirnya berakhir, semua yang berada di rumah akhirnya kembali menjalani kehidupan seperti semula walaupun masih identik dengan pemakaian masker yang wajib dipakai apabila akan keluar rumah. Seperti halnya denganku, saskia. Mulai kembali menjadi siswi yang berangkat pagi untuk ke sekolah, yang juga seperti itu. Pembelajaran di sekolah masih belum efektif ternyata, jadi para guru memberikan alternatif agar bisa melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah dengan menerapkan sistem yang dikelas para murid dibagi 2 atau dengan sebutan sesi a dan b.  Belum begitu banyak mengenal siapa saja yang ada di kelas hanya satu, siti. Unik memang ketika Aku menyangka kalau Siti itu orangnya memiliki badan yang tinggi hahah. Alurnya singkat sampai tanpa tidak sadar kalau kita sudah begitu dekat tapi bukan hanya siti ada satu orang lagi yang sampai sekarang dekat denganku dia Rahma, orang ketika mendengar namanya pasti akan langsung bilang " anu pinter tea", asli mema...

Story at School

 Rika Dimas Fitria  XII.i B.Indonesia Story at School Kelas X  Pada suatu hari,,saya telah lulus MTs sampai orang tua meneruskan saya ke Sekolah SMAN 1 Cikalongwetan ini,lalu saya daftar ke SMAN 1 Cikalongwetan bersama kakak dari pagi sampai jelang malam,sampai menunggu pengumuman diterima atau tidaknya,sampailah Alhamdulillah saya diterima disekolah ini.Lalu salah satu teman sosmed menghubungi saya bahwa kita sekelas,dia bernama Shifa Sulastri.karena sekolah ini pada era covid kita sekolah dibagi sesi pertama dan kedua lalu saya sesi dua sampai bertemu pada pertemuan sekolah saya bertemu dengan Shifa langsung,tidak hanya Shifa bahwa saya juga sekelas dengan temen SD saya yaitu Siti Sopiah,sampai pada hari-hari berikutnya saya berkenalan dengan teman yang lainnya seperti N.Sani,Suci dan yang lainnya.Lalu wali kelas X kita adalah ibu Amila sholihah lalu saya mengerjakan tugas sebagian BDR dan diadakannya projek Pertama yang berjudul KTI (karya tulis Imiyah) dan disatukan k...