PENSIL BERGOYANG
Hobiku yang paling mencolok adalah menggambar. Rumor di sekolahku menyebutkan bahwa aku bisa menggambar wajah guru walaupun tidak terlalu mirip , membuatku seakan sangat dihormati di antara teman-temanku.
Cita-citaku yang paling besar adalah menjadi seorang desainer terkenal, dan aku ingin dengan bakat yang luar biasa ini ,suatu hari nanti semua orang akan melihat karya ku di catwalk mode atau dalam desain interior yang mewah.
Suatu hari saat aku tengah menggambar ada salah satu temanku menyenggol pensil yang sedang ku gunakan untuk menggambar dan ya kau pasti tau aku pasti memarahinya. Dan disinilah awal mula aku mulai menghentikan kegiatan menggambar di kelas.
Setelah aku memarahinya, teman- temanku mulai membicarakan ku, kerap sekali orang- orang membicarakan mengenai sikap yang telah kuperbuat kepada temanku saat itu.
Jujur aku merasa kesal tapi aku berusaha untuk tetap bersikap biasa saja dan melewati siapapun dengan senyuman tipis di bibirku. Namun bukannya berhenti membicarakan ku semua orang malah semakin mencaci dan menghina diriku, aku tau aku memiliki fisik yang gendut dan juga kulit yang hitam tapi aku juga tidak pernah menyangka bahwa ternyata fisik akan menjadi suatu masalah lain yang bergejolak.hari itu, aku masuk kelas dengan keadaan yang kurang baik, saat itu aku juga tidak memiliki keinginan untuk menggambar seperti biasanya. sampai hari-hari berikutnya aku selalu memikirkan apa yang telah terjadi. Kepalaku benar- benar muak karena selalu teringat dengan kejadian hari itu. Sampai suatu malam aku terbangun dari tidurku, dan melihat sekeliling ku, huhhhf...aku menangis sejadi-jadinya sambil berdo'a kepada Tuhan ku mengadukan segala sesuatu yang telah terjadi pada diriku. Ya aku menangis, menangis meratapi apa yang telah terjadi.
Tepat pukul 01.00 malam
Saat aku tengah menangis ibuku membuka pintu kamarku, aku terkejut dan langsung memeluk ibu ku, ibuku sempat bertanya kenapa aku menangis , namun aku memilih diam dan meminta ibuku untuk kembali kemarnya.Keesokan paginya, aku berangkat kesekolah seperti biasa, dan saat itu juga aku melihat teman- teman ku mengobrol. Aku menghampiri mereka dan mengatakan bahwa aku ingin meminta maaf atas apa yang telah ku lakukan selama ini aku tidak tau tapi entah mengapa aku selalu merasa diagungkan padahal hanya sebatas ide kekaguman.
Setelah aku meminta maaf, kau tau reaksi mereka?, waw benar-benar di luar dugaan mereka menyambutku dengan hangat tanpa memikirkan masalah apa saja yang sudah terjadi.mereka memaafkan ku dan mulai merangkulku memberikan sedikit motivasi agar aku tidak mengulangi kesalahan.
Dari sana aku dapat menyimpulkan bahwa tidak segalanya harus dihadapi dengan suatu tindakan yang keras apalagi sampai membuat hati orang tersakiti, karena ketika kita menyakiti hati orang lain maka kita sendiri yang akan kena imbasnya.Dan mengenai rasa insecure karena bentuk tubuhku ya aku masih memikirkannya sampai sekarang tapi aku selalu berupaya untuk memotivasi diri sendiri dengan mengingatkan bahwa desainer sejati tidak terbatas oleh ukuran tubuh, dan mungkin desainer terbaik kelak adalah desainer yang dapat membuktikan bahwa siapapun dan dengan bentuk tubuh apapun bukanlah suatu tolak ukur untuk selalu terlihat bagus.
Dalam dunia yang penuh warna dan goyangan pensil, aku masih terus ingin mengejar mimpiku dengan senyum dan ya sedikit goyangan pinggul yang unik. Hahah sedikit lucu tapi itu yang sering aku lakukan ketika aku benar benar bosan.Cita-citaku sebagai seorang desainer kini adalah mencerminkan keinginanku untuk menyulap dunia dengan kreativitasku. Meskipun insecure pada badan yang mungkin orang lain pandang gendut, tapi aku hanya melihat kecantikan dalam setiap goyangan pensilnya yang penuh gaya. Karena goyangan pensil jauh lebih asik daripada tidak melakukan apapun.
Demikianlah kisah Pitriya, sang seniman berjiwa bebas di tengah-tengah koridor SMAN 1 Cikalongwetan. Lahir untuk menghiasi dunia dengan goyangan pensilnya yang unik dan senyum yang tak pernah pudar.
Komentar
Posting Komentar