Reynaldi Subagja
Di pinggir sungai gelap gulita hanya rembulan yang menyinari, terilihat seorang bernama hamid bersengguk-sengguk menangis dengan seragam lesu dan noda minuman. Harapan yang membawa semuanya menembus dan raga yang menyeret perasit dibalik sikat membuatnya semakin tersengguk-sengguk. Tidak dapat di maafkan ketika hamid mengingat apa yang terjadi kepadanya. Teman-temannya yang memiliki kekayaan serta kekuasaan nan angkuh serasa penuh miliknya, menjadikannya berani mencemooh, memukuli, serta membabu budak terhadap hamid. Tetapi apa boleh buat, hamid hanyalah seorang yatim piatu ia hanya bisa merelakan jati dirinya di cemoohkan, di rendahkan dengan kata-kata yang tidak patut di lanturkan serta dorongan yang membuahnya terjatuh. Semakin hari semakin di perbudak, semakin hari semakin di permalukan, dan semakin hari semakin di cemooh. Tidak ada yang membelanya, tidak ada yang peduli padanya. Namun suatu hari ia memberanikan diri, membangun jati dirinya lagi tanpa rasa takut, ia mencari pembelaan serta keadilan. Hingga akhirnya seseorang menyelamatkannya dari kegelapan.
Komentar
Posting Komentar