Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label XII L

Bullying

Intan Putri Cahyani Aku mengalami bullying waktu smp, karena hobi aku membuat vidio tiktok sejak smp, oke skip. Pada waktu itu aku pernah membuat secreto (website yang orang lain bisa isi tanpa mengetahui siapa yg mengisinyaa) dan di dalam itu ada yg mengisi kata² yang tidak senonoh, aku sakit hati sekali, namun lama kelamaan aku tidak peduli akan hal itu. 

BULLYING IN SCHOOL

M. Rizan Ada seseorang yang sehari hari nya di bully di sekolah,dia bernama Febri yang sehari harinya di bully oleh teman sekelasnya,dia dibully karena penampilannya yang culun.ia diperlakukan dengan tidak baik seperti di pukul,dimaki dan di jahili.dan sial nya ia sekelas dengan pembully itu dari bangku Sekolah Dasar sampai Sekolah menengah atas,dan si pembully itu bernama ariel,angga dan rizwan,mereka di kelas sebagai siswa paling bandel di sekolah karena kenakalan mereka yang diluar batas seperti tawuran,melakukan kekerasan dan lain nya,mereka biasanya melakukan pembullyan kepada siswa siswa yang lemah,Contohnya febri yang tidak bisa berbuat apa apa karena jika dia melapor ke BK maka pembulian yang diterima nya akan semakin parah.Setiap pulang kerumah dia terlihat sangat lemas dan seperti sudah menangis,karena orang tuanya curiga mengapa febri seperti itu mereka bertanya kepada febri “feb kamu kenapa” jawab orang tuanya dan febri pun menjawab “tidak apa apa mah” keesokan harinya dia

Perundungan Bahasa Indonesia

Aditya Fazar  Pada usia 10 tahun saya suka bermain game di warnet dengan teman teman saya,saya sangat asik bermain game point' blank di warnet tersebut,pada suatu harinya di game tersebut mengadakan perang clan atau di sebut war clan,team saya akan melawan team yang jago team saya kalah dengan telak,team saya kalah karena sayanya terlalu cupu saya dijauhi oleh teman saya karena ulah saya team saya jadi kalah saya dijauhi teman teman saya sangat lama,saya sangat kecewa dengan diri saya karena terlalu cupu saya terus berlatih main game tersebut sampai saya jago,hingga pada saat ada lagi perang clan dan team saya kurang satu pemain teman teman saya mengajak lagi saya, akhirnya team saya menang karena kekompakan team,dan saya sudah tidak di jauhi lagi sampai sekarang.cukup sekian perundungan dari saya hehe

PERUNDUNGAN

 Nama saya Gita Nurul di smp saya pernah mengalami perundungan dengan kaka kelas saya. Awal saya masuk ke smp saya menjadi siswi yang bisa dibilang paling tinggi diantara siswi yang lain. Dengan keadaan muka saya yang kelihatannya seperti jutek banyak kakak kelas saya yang tidak suka dengan muka jutek saya. Disuatu saat ada kakel yang ngelabrak saya lalu bilang "coba kalo ngeliat saya tuh bisa biasa aja ga sih kok keliatannya kaya yang ga suka gitu". lalu saya menjawab "maaf kak muka saya emang keliatannya kaya jutek gitu padahal aslinya ga jutek kok apalagi mungkin karena kita belum kenal jadi saya masi keliatan jutek". setelah seperti itu kakel yang mendatangi saya langsung pergi. lama kelamaan banyak kakel yang tidak suka kepada saya dan teman saya bilang banyak kakel yang ga suka sama saya entah itu dari muka,sikap,ataupun semua yang ada didiri saya, kata teman saya kakel juga banyak yang bilang kalo saya itu belagu orangnya padahal saya tidak merasa seperti itu

Ini ceritaku

Nadia Apriliani  Ini cerita di masa kelamku saat kecil aku mendapatkan Bullying dari teman-teman sekolah dasarku(SD),saya pernah di bully oleh teman karena saya dulu orang pendiam.Tapi meski aku pendiam aku berusaha nunjukin ke mereka kalau aku ga bisa mereka gituin karna aku orangnya tipe-tipe yang bakal ngelawan meski pada akhirnya bakal nangis Juga hehhe.Dan bahkan saya sering juga di bully fisik oleh temanku di bully fisik yang membuat aku ke hilangan kepercayaan diri seperti hilang kesempatan berikutnya,Tapi aku berusaha menguat-nguatkan diri sendiri meski sebenernya hati aku sangatlah hancur mendapatkan bullying itu.Bahkan saat aku duduk di bangku SMP juga masih mendapatkan bullying dari teman sekelas juga hehhe karena aku mempunyai fisik yang menurutnya aku emang pantas di bully,aku bisa melawan tapi akhirnya juga sama akan menangis mau di sebut cengeng juga gapapa sih yah karena yang tidak merasakan bullying akan menyepelekan korban bully.Dan hingga aku duduk di bangku SMA juga

Dear Diary

 Nathifa Cahya Soleha Dear diary, Today was a rough one. Tanpa alasan yang jelas, Rara dan teman-teman yang lain menjauhiku. Padahal, kemarin kami masih bersenda gurau, bahkan menikmati makan siang bersama. Namun hari ini, tak satupun dari mereka yang mengajakku berbicara; menyapa pun tidak. Saat aku bertanya pada Lidya—temanku yang masih berusaha ramah walaupun sambil menunjukkan wajah masam—tentang sikap mereka yang mendadak berubah dingin, ia hanya mengangkat bahu. Tak acuh, akhirnya Lidya berlalu tanpa membiarkanku bertanya lebih jauh. Aku memutar otak, berusaha mengingat bilamana ada tindakanku yang tidak disukai teman-teman. Nihil. Kemudian aku tersadar bahwa kemarin, aku berbicara dengan Natania. Natania adalah seorang periang yang kerap kali berbicara gamblang, dan teman-temanku tidak menyukai gadis ini. Tapi, ku akui berbicara dengannya sangat menyenangkan. Ia punya banyak topik pembicaraan yang menarik, tidak melulu soal laki-laki. Mungkinkah mereka marah karena aku menjangk

ini ceritaku

  Ini ceritaku Riski Novianti Ini cerita masa kecilku. Aku kecil adalah aku yang introvert, aku yang pendiam, aku yang tak bisa melawan, aku yang cengeng. Saat aku menduduki bangku SD seringkali mengalami bullying tapi yang paling aku ingat, saat itu semua anak anak di kelas membentuk kelompok masing masing dan aku membentuk kelompok bersama teman temanku. Aku berusaha paling aktif dalam kelompok semua pekerjaan aku yang mengerjakan. Namun saat pengumpulan tugas namaku tak tertulis dalam anggota kelompok. Guru memarahi aku karena aku tak aktif dalam mencari kelompok karena saat itu aku tak tertulis dalam kelompok manapun. Saat istirahat aku hanya bisa menangis sendiri tanpa ada orang yang peduli. Saat itu aku memberanikan diri untuk berbicara pada temanku mengapa aku tak tertulis dalam anggota kelompok namun itu bukan menjadi solusi yang baik, teman temanku malah mengejekku “dasar anak cengeng” teman teman sekelasku saat itu mengejekku bahkan sampai menjambak rambutku, sedangkan aku ha

Bullying

Siska Susilawati   Namanya Dina, seorang siswi kelas 4 SD. Dia adalah anak yang pendiam dan pemalu. Dia tidak memiliki banyak teman, dan dia sering menjadi sasaran bullying dari teman-teman sekelasnya. Salah satu pelaku bullying adalah Santi, seorang siswi yang cukup terkenal karena selalu menjadi juara kelas dan di takuti teman-teman kelasnya. Suatu hari, Santi tiba-tiba menakut-nakuti Dina dengan cara mengasih Dina seekor ulat bulu. Dina tidak berani melawannya, dan Dina hanya bisa menangis dan menghindari ulat bulu itu. Dina menangis ketakutan dan merasa sangat malu. Tak hanya itu, banyak sekali perlakuan-perlakuannya yang lebih dari itu, tetapi Dina tidak bisa menceritakan semuanya. Setelah kejadian itu, Dina menjadi semakin takut pergi ke sekolah. Dina selalu merasa terancam, dan merasa tidak aman. Dina bahkan mulai enggan untuk bertemu dengan teman-temannya. Akhirnya, Dina memberanikan diri untuk menceritakan kejadian itu kepada gurunya. Gurunya sangat prihatin mendengar cerita D

Bullying

Nama : Revalina Aulia Ada seorang siswa kelas 6 sd dia adalah anak yang pendiam dan pemalu. tidak memiliki banyak teman, dan sering menjadi sasaran bullying dari teman-teman sekelasnya. Salah satu pelaku bullying seseorang siswa yang terkenal nakal dan suka membully anak-anak yang lemah.  kerap memanggil dengan sebutan-sebutan yang tidak sopan, dan dia juga suka memukulnya jika tidak menuruti perintahnya. Suatu hari, dia tiba-tiba mengajak iberkelahi di belakang sekolah pda org yg pendiem itu. dia tidak berani melawannya, dan hanya bisa pasrah saat memukulinya. diapun menangis kesakitan dan merasa sangat malu. Setelah kejadian itu, dia menjadi semakin takut pergi ke sekolah selalu merasa terancam, dan merasa tidak aman. bahkan mulai enggan untuk bertemu dengan teman-temannya, termasuk teman sekelas. Akhirnya, dia memberanikan diri untuk menceritakan kejadian itu kepada gurunya. Guru pun sangat prihatin mendengar ceritanya. Guru yg mendengerkn ceritanya langsung melaporkan kejadian itu

"Perundung Dimasa Sekolah Dasar"

Ferdy Yusuf Fahrezi Suatu hari ketika saya dibangku sekolah dasar kelas 3 sd saya sempat mengalami perundungan oleh sejumlah siswa yang berada di bangku kelas 3, perundunganya yaitu verbal karena fisik saya yang besar atau bisa di sebut dengan gemuk. mereka mengatakan kata kata yang menurut saya itu membuat saya sakit hati, bahkan disitu saya tidak percaya diri terhadap diri saya dan saya tidak mau untuk pergi sekolah lagi. kejadian ini berlanjut sampai saya di bangku kelas 4 disitu mental saya hancur, bahkan saya tidak mau makan sedikitpun. orang tua saya yang melihat saya seperti itu mulai memberi motivasi bahkan mereka membantu saya dan menemani saya agar mau olahraga, sedikit demi sedikit badan saya semakin kecil danperundungan pun semakin berkurang seiring berjalanya waktu. saya bahagia, saya bisa percaya diri lagi saya bisa hidup lebih sehat lagi tanpa saya sadari saya sudah membuang waktu banyak untuk meratapi kesedihan tersebut. terimakasih terutama kepada orang tua saya yang s

PERUNDUNGAN DI MASA SD (SEKOLAH DASAR)

Sandi Ramadhan waktu itu saya kelas 4 sd dan mendapatken pembulian atau perundungan yang dimana saya di jauhi oleh semua teman laki laki saya di karenakan teman saya takut sama seorang siswa yang dimna waktu ituu orang yang menyuruh teman saya untuk menjauhi saya bisa di sebut penguawasa di kelas ituu dan teman teman saya takut padanya saya tidak tau alesan orang itu menyuruh teman teman saya untuk menjauhi saya di waktu itu saya sangat sedih di karenakam di jauhi sama teman teman saya dan di mana kalo di sekola saya sendiri gak ada teman yang mau di ajak bicara,saya di jauhi oleh teman teman ituu sangat lama sampei dimna ada murid baruu masuk kesekolah saya dan saya bertaman sama murid baru ituu sampai dimna saya dan murid baru ituu slalu di buli di siram air sama di ejek dan sampaii menyebut nama orang tau saya klo memanggil nama saya,sampai di kelas 5 saya dan teman saya pun berpikir untuk melawan pembuli ituu,dimna waktu suatu hari kesabaran saya dan teman saya pun gk bisa di tahan

PERUNDUNGAN DI MASA MTS

Rangga Putra Munggaran Waktu saya baru masuk ke Mts, saya bertemu dengan teman teman baru yang sudah berbeda dari sekolah dasar, saya merasa malu untuk berkenalan dengan orang orang baru, tetapi ada yang mengajak saya untuk bermain bareng saya di ajak ke grup mereka dan saya pun ikut saja, waktu saya bersama dengan mereka saya merasa senang namun banyak hal buruk yang mereka lakukan seperti merokok, naik mobil truk tanpa ada rasa takut, bahkan yang paling parah sampai ngobat. Saya merasa jika terus bersama mereka akan berdampak negatif pada saya, dan saya memutuskan untuk keluar dari grup mereka, sejak hari itu saya mulai untuk tidak ikut kepada mereka berhari hari berlalu saya ditanyakan oleh mereka kenapa saya tidak ikut lagi bersamanya dan saya menjawab saya tidak mau ikut lagi, saat itu saya dipukul lalu saya di ajak gelut namun saya menolak dan terus dipukul dihari selanjutnya mereka memalak uang saya dan di ancam jika tidak memberi uangnya dia akan memukul hingga babak belur, say

“PERJALANAN PEMULIHAN DAN MEMBANGUN KEMBALI KEPERCAYAAN DI ANTARA SERPIHAN YANG PATAH”

 Sufi Fitriani Pertama-tama, izinkan aku membawamu kembali ke waktu yang sulit, di mana kepercayaan pribadiku hancur dan menjadi pecahan-pecahan yang sulit dipulihkan. Dulu, aku adalah seseorang yang sangat terbuka dan penuh kepercayaan pada orang lain. Aku  Percaya bahwa berbagi cerita adalah cara untuk membangun hubungan yang kuat dan saling mendukung. Tetapi, suatu hari, kepercayaanku dihancurkan oleh pengalaman yang begitu pahit. Aku merasa aman berbagi cerita pribadi dengan seseorang yang seharusnya dapat kupercayai. Tanpa curiga, aku membuka hatiku, menceritakan rahasia dan perasaan yang selama ini aku pendam, tetapi aku mengabaikannya, percaya bahwa temanku akan menghargai kejujuran dan kelemahan yang kusampaikan. Namun, harapan itu pupus ketika ceritaku tersebar tanpa izinku. Aku menjadi bahan tertawaan, dan ejekan. Itu sangat menyakitkan hatiku lebih dalam daripada yang bisa kubayangkan. Teman-teman yang kusangka akan menjaga rahasiaku ternyata menjadi sumber penderitaan

“Ketika bercandaan menjadi sebuah trauma”

 Rifki Gunawan Kisah ini dimulai ketika aku memulai perjalanan ku di sekolah menengah, pada awalnya semua berjalan lancar, tidak terjadi sesuatu yang baik maupun buruk. Setelah seminggu setelah berada di sekolah aku hanya menjadi orang yang pendiam. Sampai suatu ketika ada salah satu orang di kelas mulai mendekati ku, dan entah kenapa dia tiba-tiba mulai mengata-ngatai fisik ku, awalnya aku menghiraukan itu dan menganggap nya hanya bercanda. Tapi seiring berjalannya waktu semakin banyak orang yang mengata-ngatai ku, aku mulai berbicara pada mereka untuk tidak memandang fisik seseorang, dia bilang itu hanya sebuah candaan dan teman-temannya yang lain pun setuju itu hanya sebuah candaan, aku pun langsung pergi karena tidak terima dengan apa yang mereka bilang. Aku bilang kepada salah satu guru disekolah dan mereka pun dipanggil ke bk untuk dinasehati. Tapi itu semua tidak membuahkan hasil, peringatan itu hanya bertahan sekitar sebulan, semakin hari semakin banyak orang yang mulai mengata

Di balik tawa ceria

 Haila Oktaviani Tersimpan kisah pilu seorang gadis kecil yang berinisial H,yang menjadi korban bullying di sekolahnya.H memiliki postur tubuh yang kecil dan kurus,membuatnya menjadi sasaran empuk teman temannya yang suka mengejek. Setiap hari, H harus menghadapi hinaan dan lelucon dari tekan temannya.mereka memanggilnya di depan umum.H merasa sangat tertekan dan tidak berdaya.ia hanya bisa diam dan menyembunyikan rasa sakitnya di balik senyuman palsu. Suatu hari,H menemukan sebuah buku di perpustakaan sekolah.buku itu berisi tentang kisah orang-orang yang berhasil mengatasi bullying.H membaca buku itu dengan penuh semangat,ia merasa termotivasi oleh kisah tersebut dan mulai percaya bahwa dirinya bisa melawan bullying. Keesokan harinya,ketika H sedang berjalan di halaman sekolah,ia kembali menjadi sasaran ejekan teman temannya.Namun,kali ini H tidak tinggal diam,ia menatap teman temannya dengan berani dan berkata,"kalian tidak boleh mengejekku lagi.aku tidak akan membiarkan kalian

pembullyan terhadap saya

Adz Dzikri cerita ini berkisah tentang saya yang terlibat dalam kegiatan pembullyan terhadap saya. salah satu pelaku pembullyan adalah teman saya. Karena saya memiliki kulit hitam saya di katain item atau Negro oleh teman saya setiap saya berkumpul dengan teman teman saya. teman saya kerap memanggil ku dengan sebutan sebutan yang membuat tidak enak hati. setelah kejadian itu saya semakin malas untuk pergi ke sekolah karena saya merasa malu bahkan saya nggan untuk bertemu dengan teman saya.

Diatas Batas

Willa Nurjoip Syifa, seorang siswi SMA yang cenderung pendiam, menemukan dunianya terbalik ketika menjadi sasaran bullying dari Joip, siswa populer di SMA Bandung Cerah. Joip , yang kerap mengejek dan meremehkan syifa karena perbedaan mereka, tanpa menyadari konsekuensi emosional yang ditimbulkan pada Syifa. Syifa, yang memiliki bakat menulis yang luar biasa, mencoba menghadapi perlakuan kasar tersebut dengan cara yang luar biasa ia mengekspresikan perasaannya melalui tulisannya. Ia menciptakan karya-karya yang penuh emosi tanpa menyebut nama joip. berharap agar dunia dapat memahami kepedihannya. Namun, situasi semakin rumit ketika Joip mengetahui bahwa tulisan-tulisan itu sebenarnya tentang dirinya.  Dalam upayanya mengatasi rasa tidak nyaman, Syifa menemukan keberanian untuk berbicara terbuka di depan seluruh sekolah tentang dampak negatif dari bullying. Meskipun ia berusaha menjaga kerahasiaannya, kejelasan ceritanya membuat banyak siswa menyadari pentingnya menghormati perbedaan da

Perundungan

Ameila Putri    Suatu hari saat masih kecil saya pindah rumah ke desa sebelah, berfikir akan menemukan teman-teman baru yang menyenangkan. Namun, di sana, saya malah mendapatkan perundungan terhadap rambut saya yang keriting ini. Kata-kata yang menyakitkan, seperti "rambut mie," membuat saya membenci bentuk rambut ini. Berbagai perkataan yang lainnya juga membuat saya merasa kurang percaya diri.    Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai menerima keunikan rambut keriting saya ini. Saya menyadari bahwa saya tidak sendirian, dan banyak orang juga memiliki rambut serupa dengan saya. Hal itu membuka mata saya untuk melihat keindahan dalam keberagaman.    Suatu hari, saya bertemu dengan teman-teman yang menerima saya apa adanya. Mereka membantu saya merasa percaya diri dan menyadari bahwa kecantikan tidak tergantung pada keadaan rambut. Perlahan-lahan, pandangan negatif terhadap diri sendiri berubah menjadi penerimaan diri yang positif. Ketika saya beranjak dewasa, saya belaj

Sedikit Cerita Tentangku

Sinta Rahmawati Di suatu sekolah terdapat seorang siswa ,dia merupakan siswa menengah atas. Dia memiliki banyak teman dan teman-temannya baik dan juga peduli terhadapnya. Dia sedikit pemalu tetapi jika sudah mengenalnya dia sangat baik dan juga sangat suka membuat teman-temannya tertawa. Tetapi dia juga mempunyai pengalaman yang lumayan tidak menyenangkan meskipun hal ini terlihat sangat sepele namun dia terus teringat. Ketika itu di sekolah ada tugas berkelompok dia berkelompok dengan satu laki-laki dan dua perempuan. Ketika itu dia mengirim pesan kepada teman laki-lakinya untuk membahas tugas kelompok tersebut dengan cara mengirimkan voice note (VN) ,tetapi temanya tersebut malah mengatakan kalau suara di jelek dan teman laki-laki tersebut juga mengatakan beberapa hal lainnya yang kurang menyenangkan untuk di dengar. Dia juga pernah mengalami pengalaman buruk sewaktu dia masih berada di sekolah dasar, Dia mendapatkan ejekan tentang fisiknya oleh salah satu teman laki-lakinya. D

Masa Laluku?

Silvia Anggraeni Pada masa sekolah dasar, saya mengalami pengalaman yang kurang mengenakan yang membuat saya bingung apakah itu termasuk bullying atau tidak. Seorang teman, yang kita samarkan namanya sebagai Clara, tiba-tiba menangis di kelas, dan setelah ditanyai, ia mengaku bahwa saya adalah penyebabnya. Saya mencoba mencari tahu apa yang terjadi, dan Clara menyebut bahwa saya meliriknya sinis, padahal saya yakin saya tidak pernah melakukannya. Dalam usaha untuk menyelesaikan masalah ini, saya memutuskan untuk meminta maaf kepada Clara. Namun, meskipun saya berusaha keras, Clara tidak mau menerima permintaan maaf saya kecuali jika saya memberikan uang. Saya merasa bingung dan khawatir akan penolakan teman-teman sekelas, sehingga akhirnya saya bercerita kepada teman yang saya anggap seperti kakak. Teman tersebut menyarankan agar saya menceritakan kejadian ini kepada orangtua dan meminta bantuan dari mereka. Meskipun pada awalnya saya ragu karena takut ditanya lebih lanjut, akhirnya sa